FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Seorang prajurit muda TNI AD, Prada Lucky Cepril Saputra Namo,yang baru dua bulan bergabung dengan TNI Angkatan Darat, tewas diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh rekan-rekannya sesama tentara.
Kristian Namo, ayah dari Prada Lucky, tidak bisa lagi menahan amarah dan rasa sakit yang mendalam.
Sebagai seorang prajurit TNI, ia tahu betul tentang pengorbanan, tentang keberanian, dan tentang keadilan yang harus ditegakkan. Ia tak dapat menerima kenyataan bahwa anaknya, seorang prajurit muda yang seharusnya membawa harapan, justru tewas dalam keadaan yang begitu mengenaskan.
Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo mendesak keadilan atas kasus kematian anaknya itu. Bahkan pelakunya dihukum setimpal. Desakan anggota Kodim 1627 Rote Ndao ini agar kasus serupa tidak terulang lagi.
"Saya tuntut keadilan, kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain, anak tentara aja dibunuh apalagi yang lain," kata Serma Kristian di kamar jenazah Rumah Sakit Wirasakti, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/8).
Dia mengaku akan terus menuntut keadilan dan kebenaran atas tewasnya anak keduanya itu walaupun ia harus menaruhkan nyawa.
"Apa perlu korban terus, tidak ada yang bisa tutup mulut saya, siapapun itu. Untuk kebenaran dan keadilan, nyawa saya taruhannya," tegasnya.
"Keadilan pasti Tuhan akan mendukung yang penting berani, saya tidak takut siapapun kecuali Tuhan," tegas anggota Kodim 1627 Rote Ndao ini.
Dia yakin anaknya meninggal akibat dianiaya oleh rekan-rekannya sesama anggota TNI Angkatan Darat di asrama Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM). "Intinya dia (mengalami) penganiayaan," ungkapnya menegaskan.