FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Laksono, menguliti Menteri Keuangan peninggalan mantan Presiden Jokowi, Sry Mulyani yang menyinggung kecilnya gaji guru dan dosen.
Sry Mulyani sebelumnya menjawab isu gaji guru dan dosen yang masih kecil. Ia bahkan menyebut bahwa tidak semua harus diberikan dari uang negara.
Menanggapi hal tersebut, Dandhy mencoba menerawang pernyataan Sri Mulyani yang terkesan menampar tenaga pendidik tersebut.
"Terjemahan, saya menkeu ketika rezim Jokowi pakai uang negara untuk proyek-proyek tanpa kajian demi citra politiknya. Prabowo memakai citra itu dan anaknya untuk berkuasa," kata Dandhy di X @Dandhy_Laksono, dikutip Minggu (10/8/2025).
Dandhy bilang, setelah semuanya telah digunakan untuk citra politik Jokowi hingga menjadikan Prabowo Presiden, kini semua habis tak tersisa.
"Sekarang anggaran habis dan semua jadi korban. Tapi saya tetap menkeu karena butuh pekerjaan," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membahas soal rendahnya tingkat remunerasi tenaga pendidik dalam forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia ITB, Kamis (7/8/2025).
Menkeu menyoroti ketimpangan penghargaan finansial bagi guru dan dosen sebagai persoalan struktural dalam tata kelola anggaran pendidikan nasional.
"Banyak di media sosial saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya enggak besar, ini salah satu tantangan bagi keuangan negara," ujar Sri Mulyani.
Dia lantas mempertanyakan model pembiayaan ideal untuk tenaga pendidik.