FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pandemi Covid-19 yang kini melanda membuat sektor ekonomi terpukul. Hampir semua pendapatan di setiap instansi dilaporkan menurun.
Hal serupa dialami PD Terminal Kota Makassar, yang kini mengalami defisit anggaran terparah. Direktur Utama PD Terminal Makassar Raya, Arsony, mengatakan dari semua aset yang dimiliki PD terminal, hanya bisa menghasilkan Rp1 Juta perhari.
"Jadi dia lesu malah tidak ada penumpang, tidak ada bus yang masuk, ini malah kemarin kita mencatat ini sudah dua tiga bus saja yang masuk," keluh Arsony, Selasa (7/4/2020).
Dirinya menuturkan, padahal kondisi saat ini menjadi momen-momen emas berbagai perusahaan dalam meraup untung karena mendekati bulan suci Ramadan.
Arsony menyebut kondisi ini sudah berlangsung sejak dua minggu terakhir. Ia menjelaskan bahwa pendapatan PD Terminal memang tergolong kecil dibandingkan dengan PD lainnya, namun sejak beberapa kebijakan mulai diterapkan, pendapatan tersebut kian parah.
PD Terminal biasanya meraup untung paling mentok sebanyak Rp6 juta sampai Rp7 juta per harinya. Kini penurunan tersebut cukup parah bahkan diakuinya tak pernah sebelumnya separah ini.
"Saya waktu masuk ke PD Terminal itu optimisme saya tinggi, kemudian saat terpapar isu Corona ini, itu Rp3 juta drop dari angka Rp7 juta dan Rp6 juta. Sampai nadir paling akut sekali itu karena tidak satupun bus yang masuk, kita hanya menunjuk angka Rp1 juta, itu sangat tragis," katanya.
"Karena mungkin juga larangan pemerintah itu mungkin juga dipatuhi oleh PO. Sehingga kemudian PO tidak melakukan pemberangkatan," ujarnya.
Dirinya juga belum bisa menggambarkan kemungkinan dalam memasuki bulan suci Ramadan, pasalnya hal ini kata Arsony tergantung dari kebijakan pemerintah sendiri.
Kebijakan untuk tidak mudik dinilainya menjadi buah simalakama. Di mana satu sisi dapat mengurangi penyebaran, namun di satu sisi dapat mematikan perusahaan sendiri.
"Jadi kalau optimisme kita sampai di Ramadan kemudian dia tidak ini (situasi membaik) sebenarnya sangat tergantung dari ketegasan pemerintah gitu, otomatis kan masyarakat yang patuh kemungkinan dia tidak bepergian," ucap Arsony. (ikbal/fajar)