Mereka lagi-lagi menyuarakan seluruh tuntutannya soal penolakan UU yang dianggap kontroversi. Bahkan, para mahasiswa membakar ban bekas dan menahan sebuah truk rembang, untuk dijadikan panggung orasi.
Akibatnya, dua arus lalu lintas di jalan lintas yang mengarah dari arah Kabupaten Gowa dan dari arah Jalan A.P Pettarani macet total.
Bahkan mereka juga menyinggung soal pencapaian satu tahun pertama Jokowi - Ma'fuf menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Para mahasiswa menyebut rezim kali ini adalah kapitalis.
"Mendorong perlawanan seluruh elemen rakyat tolak Omnibus Law, sampai batal," kata Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Alauddin, Ahmad Aidil Fahri di lokasi aksi.
Mereka juga kembali menyinggung soal tindakan yang dianggap represif aparat kepolisian, yang terjadi pada aksi yang terjadi pada Kamis, (8/10/2020) lalu.
Apalagi hingga membuat seorang dosen dari Universitas Muslim Makassar (UMI), Andri Mamonto menjadi korban salah tangkap oleh polisi, hingga babak belur pada bagian wajah, badan, dan tangan.
"Perlawanan atas tindakan kekerasan, intimidasi, kriminalisasi, teror dan pembungkaman kebebasan berbicara dan berserikat. Serta pengerahan kekuatan yang berlebih di jalan, kawasan industri terhadap sipil," tegasnya dalam keterangan tertulis yang ia buat. (Ishak/fajar)