"Itu pernyataan yang sangat keliru, sampai saat ini tidak ada SK baru pengurus Golkar Lutra. Bayangkan saja, sebuah organisasi tanpa pengurus itu bagimana," ungkapnya.
"Kalaupun kepengurusan ini dianggap tidak ada lagi, harus ada SK yang mencabut, SK sebelumnya. Jadi selama belum ada SK baru, tentu SK sebelumnya masih berlaku. Masa partai yang ada hanya ketua saja, pengurus lain tidak ada, terus sekretaris siapa?" tutup Haeruddin.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD II Golkar Lutra Bidang Kerjasama antar lembaga, Amrillah To Dewi menyampaikan saat ini seluruh pengurus Golkar Lutra masih sangat solid, dan siap bergerak untuk menyukseskan pelaksanaan musda nantinya.
"Kami siap menierima arahan dari beliau (Arjuna.red) utuk sama sama menyukseskan musda. Tapi kelirunya pak Arifin malah berstatement kalau pengurus sudah tidak ada. Justru kita solid," tegas Amrillah.
Saat ini lanjut Amrillah, Golkar dalah partai besar, partai pemenang di Luwu Utara sehingga momen musda ini tentu sangat menentukan masadepan partai. Maka dari itu, dirinya berharap forum lima tahunan itu harus disiapkan dengan matang.
"Jangan sampai gagal lagi, harapan kita itu saja. Sebagai kader tentu kita ingin yang terbaik untuk partai ini. Malu juga kita jika partai pemenang gelar musda saja sampai gagal," tutur Amrillah.
Diketahui, musda ke-III DPD II Golkar Luwu Utara 2016 yang lalu gagal digelar, saat itu Arifin Junaedi adalah ketua definitif Golkar. Akibatnya DPD I Golkar Sulawesi Selatan, menunjuk salah satu pengurus DPD I, Irwan Muin sebagai plt Golkar Lutra yang ditugaskan untuk menggelar musda luar biasa (musdalub). (endra/fajar)