Solusi Serap Beras Petani, TNI-Polri dan ASN Wajib Beli Beras Bulog

  • Bagikan
ILUSTRASI Stok beras di gudang Bulog -- jawa pos

Menurutnya, jika stok beras yang diserap dari petani terlalu lama di gudang, maka berpotensi mengalami turun mutu. Dampaknya bisa menyebabkan kerugian negara.

“Bulog sebagai BUMN juga terbebani dalam hal keuangannya. Sebab harus membayar bunga dari pinjaman bank yang digunakan untuk menyerap beras dari petani. Sedangkan tidak ada pemasukan untuk melanjutkan perusahaan yang menjadi aset negara tersebut,” ungkapnya.

Dikatakannya, selama dua tahun ini Bulog, telah kehilangan pangsa pasar sebanyak 2,6 juta ton beras yang biasanya digunakan untuk program beras keluarga sejahtera (rastra) semenjak program tersebut dihapuskan pemerintah.

Program rastra digantikan oleh program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) di mana masyarakat mendapatkan bantuan sosial secara nontunai dan dapat membeli kebutuhannya sendiri di warung terdekat.

Dia pun memprediksi jika setiap anggota TNI-Polri dan ASN memerlukan beras 10 kg per bulan untuk konsumsi, maka stok beras Bulog bisa tersalurkan sekitar 1,4 juta ton dalam setahun.

“Rata-rata konsumsi setiap keluarga dari anggota TNI-Polri dan ASN di atas 10 kg per bulan, namun Bulog memastikan akan bisa memenuhi berapapun kebutuhan yang diperlukan,” katanya.

Dikatakannya, Bulog memiliki tugas menyerap gabah dan beras dari para petani di seluruh wilayah Indonesia sebagai upaya untuk menjaga harga gabah dan beras di tingkat petani agar tidak jatuh. Penyerapan tersebut dilakukan sepanjang tahun berjalan.(gw/fin)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan