FAJAR.CO.ID, POSO– Butuh waktu tempuh 1 hingga 2 jam dari Kota Poso dengan menyusuri Sungai Poso untuk sampai di dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dioperasikan PT Poso Energi anak usaha dari Kalla Group.
Sepanjang perjalanan hanya kawasan hutan dan perkebunan rakyat yang diselingi pemukiman. Jalan berliku menuju ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, tempat dua bangunan yang kini jadi objek vital negara.
PLTA Poso 2 dengan daya mencapai 195 MW lebih dulu beroperasi tahun 2012 lokasinya berada di Sulewana, Poso, Sulawesi Tengah. Kemudian disusul PLTA Poso 1, lokasinya tidak jauh dari PLTA Poso 2 sekitar 3 KM.
Saat ini pembangkit hidro yang seluruhnya dikerjakan oleh insinyur Indonesia itu sudah bisa menyumbang 315 Mega Watt (MW) untuk listrik di Sulawesi Tengah. Satu lagi, PLTA Poso 3 dengan kapasitas 200 MW sementara dalam proses pembangunan.
Direktur Utama PT Poso Energi, Ahmad Kalla mengatakan seluruh listrik yang dihasilkan oleh pihaknya dibeli langsung oleh PLN. Listrik kategori Energi Baru Terbarukan (EBT) masuk ke jaringan transmisi Sulawesi Tengah dan sebentar lagi terhubung ke Sulawesi Selatan.
“Saat ini disalurkan ke Sulawesi Tengah dan Selatan. Ke depan akan ada Poso 3 tapi masih lama, baru pembangunan infrastruktur,” kata Ahmad Kalla saat peninjauan Komisi VII DPR RI, Jumat (1/10/2021).

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto menyebutkan saat ini PLN tengah merampungkan proyek transmisi yang menghubungkan Pasangkayu, Sulawesi Barat dan Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Dengan terhubungnya transmisi itu, maka listrik dari PLTA Poso bisa disalurkan hingga. Sulawesi Selatan. Tak hanya itu, pihaknya berencana memasok kebutuhan beberapa industri smelter yang saat ini dibangun di Sulawesi Tengah dari PLTA Poso.
Selanjutnya, PLN juga akan membuat seluruh sistem transmisi listrik di Sulawesi terhubung. Dari Makassar, Mamuju, Palu, Gorontalo, Manado hingga Kendari.
“Pembangunan PLTA Poso 3 semakin bermanfaat karena saat ini berlangsung pembangunan beberapa smelter. Kita sudah penandatanganan kerjasama 300 MW, nah dari Poso 3 kalau selesai kita evakuasi ke smalter itu,” sebut Wiluyo.
Wiloyo menyebutkan hadirnya Poso Energi memberikan kontribusi pada EBT. Saat ini persentase pembangkit EBT di Indonesia baru berkisar 14 persen atau sekitar 10.467 MW dari kebutuhan listrik nasional 71.000 MW.
Pemerintah telah menargetkan di tahun 2025 mendatang persentase EBT sudah tembus 23 persen. Karena itu pembangunan PLTA di beberapa daerah terus dikebut.
“Setiap tahun harus ada tambahan kapasitas 7 persen. Sementara untuk EBT dari target 400 MW baru selesai 270 MW, semoga akhir tahun bisa selesai semua,” tutupnya.(msn/fajar)