Jokowi Sebut Wacana Kenaikan BBM Karena APBN Tidak Kuat, Said Didu: Tidak Pantas!

  • Bagikan
Said Didu

FAJAR.CO.ID -- Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu kembali berkomentar mengenai wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui akun Twitter pribadinya.

“Bapak Presiden YTH, APBN itu disusun oleh Bapak —Apalagi APBN 2020-2022 DPR tidak ikut. Artinya bapaklah yang menentukan penggunaan uang rakyat, ternasuk penggunaan utang rakyat yang Bapak buat….”

“…Setelah APBN berat karena besarnya cicilan utang, Bapak mengeluh. Jadi keluhan tersebut sangat tidak pantas,” cetus Said Didu dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Minggu (14/8/2022).

Sebelumnya, ramai dibicarakan isu wacana kenaikan harga BBM subsidi dua minggu terakhir.

Menteri Investasi Bahlil Lahaladia saat Konferensi Pers yang diunggah di chanel youtube Kementerian Investasi, Jumat (12/8/2022) bahkan mengimbau, agar masyarakat siap-siap apabila harga BBM naik.

Bukan hanya Bahlil, Presiden Joko Widodo pun beberapa kali menyinggung BBM akan naik.

"Bayangkan kalau pertalite naik dari Rp7.650 harga sekarang ini, kemudian naik menjadi harga yang benar adalah Rp17.100, demonya berapa bulan?" tanya Jokowi, Jumat (5/8/2022).

Terakhir, Kepala Mantan Walikota Solo ini mempertanyakan kesanggupan APBN menanggung subsdi BBM hingga Rp502 triliun.

"Apakah angka Rp502 triliun itu terus kuat kita pertahankan? Kalau bisa Alhamdulillah artinya rakyat tidak terbeban, tetapi kalau APBN tidak kuat bagaimana?" ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat (12/8/2022). (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan