Cerita Founder Nathso yang Sudah Jualan Jamu Sejak SD Hingga Rajin Sedekah ke Panti Asuhan

  • Bagikan

Sebelumnya, penghasilan dari penjualan jamu tersebut dia donasikan ke sebuah panti asuhan. Menurutnya hal itu merupakan bonus dari penghasilannya. Sehingga, hal tersebut bisa bermanfaat.

"Penghasilan jamu itu saya donasikan ke sebuah panti asuhan. Saya tidak ambil hasilnya karena menurut saya ini hanya appetizer dari penghasilan saya. Nah, ibu di panti asuhan menyarankan jamu ini dijual dalam bentuk kapsul atau tablet," jelasnya.

Ide yang tercetus itu kemudian membuat Helen selalu kepikiran bahkan saat dirinya berada di Amerika. Helen kemudian berdoa agar diberikan petunjuk dari Tuhan untuk memulai usahanya ini.

"Saya mikir Tuhan ini jamu diapain yah, supaya ini bisa dijual ke orang banyak. Soalnya aku gak enak bebani orang. Saya tahu rasanya diberi terus dengan nominal yang lumayan berbulan-bulan bertahun-tahun itu tu nda enak," katanya.

Dengan berani dia mulai memesan bahan-bahan jamu yang biasa dia gunakan. Helen mengerahkan karyawan di rumahnya untuk mengeringkan semua bahan jamu itu dengan takaran yang sama seperti yang biasa dibuatnya. Lalu bahan itu digiling kemudian dimasukkan ke kapsul.

Helen pun bernazar jika penjualan 300 kapsul pertama jamu keringnya sukses, dia ingin mendonasikan semua penghasilan itu ke panti asuhan. Saat itu panti asuhan sedang membutuhkan biaya. Nominal 300 kapsul itu mencukupi biaya yang dibutuhkan panti senilai Rp. 45 juta. Helen pun mendonasikan seluruh penghasilannya itu ke panti tersebut.

Jamunya semakin dikenal oleh masyarakat di luar daerah hingga banyak yang menawarkan untuk menjadi reseller. Tetapi, dia sempat ragu karena saat itu dia belum mengantongi izin. Tetapi, meski begitu pencinta jamu miliknya semakin banyak.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan