Guntur Romli Keluar dari PSI, Henri Subiakto: Akan Ditinggalkan Banyak Orang Jika Jadi Partai Prakmatis

  • Bagikan
Guntur Romli / YouTube Cokro TV

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Universitas Airlangga (Unair) Profesor Henri Subiakto, memberikan respons terkait hengkangnya Muhammad Guntur Romli dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Blak-blakan, Henri mengatakan PSI akan semakin ditinggalkan banyak orang jika menjadi Partai prakmatis dan meninggalkan idealisme yang belakangan ini sulit dicari dari para Politisi dan Partai-partai lain.

"Walau katakanlah perubahan PSI ini adalah dampak kekecewaan hubungannya dengan PDIP, tapi sebaiknya PSI komit pada arah politik konstituennya tanpa terganggu dengan sikap PDIP," ujar Henri dalam cuitan Twitternya (7/8/2023).

Tambah Henri, PDIP sudah saatnya intropseksi, tidak boleh terlalu percaya diri, merasa paling besar, karena menjadi pemenang Pemilu 2019.

"Kesan sombong, kaku, merasa paling solid, merasa paling berhak, hingga tdk butuh partai kecil, dan Kesombongan lain, hanya akan merugikan Ganjar dan PDIP sendiri," ucapnya.

Henri menuturkan, konstelasi politik yang membuat PDIP sekarang menjadi terbesar tidak lepas pada keberadaan Jokowi yang maju bersama PDIP.

"Pak Jokowi yabg sangat dekat dengan rakyat, membawa pengaruh positif secara signifikan terhadap suara PDIP. Apalagi sekarang yang puas dengan kinerja Pemerintah Jokowi lebih dari 80 persen," lanjut dia.

Henri mengingatkan, kekuatan PDIP di legislatif hanya 20 persen. Jika Ganjar ingin menang pada 2024 mendatang, dia harus mengambil simpati pendukung Jokowi yang berjumlah 80 persen.

"Diakui PDIP itu partai yang pendukungnya hingga di grassroot loyal dan fanatik. Tapi bermodal 20 persen tidak akan menang jika hanya mengandalkan konstituen PDIP lalu kurang erat merangkul pendukung Jokowi," tukasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan