FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Mantan Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Profesor Henri Subiakto memperingatkan bahwa politik itu bukanlah sesuatu hal yang boleh dianggap remeh.
Hal ini terkait keputusan Muhammad Guntur Romli yang menyatakan keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Keputusan itu diambil Guntur setelah melihat sinyal kedekatan partainya itu dengan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menanggapi hal ini, Henri Subiakto pun mengatakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan semakin ditinggalkan jika menjadi partai yang prakmatis.
“PSI akan semakin ditinggalkan banyak orang jika jadi partai prakmatis dan meninggalkan idealisme yg belakangan ini sulit dicari dari para politisi dan partai-partai lain,” tulis Henri Subiakto di akun twitter pribadinya dikutip Senin, (7/8/2023).
Meski menurutnya, hal ini merupakan salah satu bentuk kekecewaan PSI kepada PDIP.
Namun, mereka dituntut untuk terus komitmen dengan arah politik dan tidak terpengaruh dengan sikap koalisinya.
“Walau katakanlah perubahan PSI ini adalah dampak kekecewaan hubungannya dg PDIP,” terangnya.
“Tapi sebaiknya PSI komit pada arah politik konstituennya tanpa terganggu dengan sikap PDIP,” tuturnya.
Henri juga mengingatkan kepada PDIP untuk segera intropeksi diri dan jangan terlalu percaya diri berkat kemenangan di pemilu 2019.
Karena jika mereka terus melakukan hal tersebut, maka itu bisa saja merugikan Ganjar Pranowo yang di dorong sebagai calon Presiden.
“Bagi PDIP saatnya intropseksi, jangan terlalu percaya diri, jangan merasa paling besar, karena pemenang Pemilu 2019,” ungkapnya.