Perguruan tinggi ikut bertanggung jawab dan harus menjadi bagian dari solusi penanggulangan masalah ini. Krisis kesehatan mental yang dialami mahasiswa adalah problematika yang penuh kompleksitas yang rumit. Banyak faktor yang mendorong mahasiswa untuk mengambil langkah ini, seperti faktor tekanan akademik, masalah finansial, stigmatisasi terhadap kesehatan mental, serta ketidakpastian masa depan. Apabila ditilik dari penyebabnya dan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, maka perguruan tinggi memegang peranan yang sangat penting.
Perguruan tinggi menjadi bagian dari solusi
Penanggulangan masalah bunuh diri pada mahasiswa yang efektif adalah melakukan pencegahan dengan intervensi berbasis institusi. Setiap perguruan tinggi wajib mengembangkan program pencegahan bunuh diri pada mahasiswa di institusi masing-masing.
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan perguruan tinggi adalah menciptakan Kampus Ramah Mahasiswa, yaitu satu program integratif dan kolaboratif yang melibatkan perguruan tinggi, pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kampus yang mendukung kesejahteraan mental mahasiswa. Contoh program yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi untuk menciptakan Kampus Ramah Mahasiswa, yaitu:
Pertama, program layanan dan edukasi kesehatan mental. Setiap fakultas membuka layanan kesehatan mental yang mudah diakses, seperti konseling dan psikoterapi, serta melakukan acara rutin seperti lokakarya, seminar, atau ceramah tentang manajemen stres dan cara mengidentifikasi gejala gangguan kesehatan mental, serta melakukan kampanye untuk menghilangkan stigma terkait dengan pencarian bantuan kesehatan mental.