FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat mesti cerdas dalam mengonsumsi konten di media sosial. Di era sekarang rawan penipuan konten atau informasi tidak benar.
Seperti yang terlihat dalam video kampanye Anies Baswedan yang diubah suaranya menjadi dukungan ke Prabowo Subianto.
Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan, konten tersebut termasuk context collapse dalam disinformasi. Konten ini banyak ditemui dalam kerumunan kampanye capres.
"Bagan ini menunjukkan sebuah jaringan dengan titik pusat bertuliskan "Ego" yang dihubungkan dengan berbagai kelompok lain seperti "Anies Crowd" dan "Prabowo Crowd", yang mungkin menggambarkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan berbagai kelompok sosial. Di sekeliling "Ego" terdapat titik-titik yang mewakili orang-orang atau audiens yang berbeda," kata Ismail, dikutip di aplikasi Twitter (X), Sabtu (20/1/2024).
"Di bagian ini dijelaskan bahwa kita menampilkan versi diri yang berbeda tergantung pada audiens kita, yang bisa termasuk perbedaan dalam cara berpakaian, berbicara, dan bahasa tubuh. "Context Collapse" terjadi ketika seseorang "berperilaku" untuk audiens yang berbeda pada saat yang bersamaan, contohnya seperti pada acara pernikahan. Dalam contoh ini, terjadi pada situasi yang sama: kerumunan kampanye capres," lanjutnya.
Dia memberikan contoh kasus dalam kampanye Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Audio dari konten video Prabowo ditambahkan menjadi audio dari konten Anies Baswedan. Jadi seakan-akan para kerumunan di video Anies mendukung Prabowo.