Selain itu, kondisi ini bisa membuat Golkar lebih maksimal dalam melakukan seleksi figur. Sebab, mereka bisa melihat betul siapa yang layak dijual dan dijagokan untuk bertarung.
”Partai lain pasti mengukur Golkar. Karena Golkar pasti bisa lebih maksimal menyeleksi kader untuk didorong maju ke Pilgub Sulsel. Dengan banyaknya pilihan, tentu akan membuat mereka mudah memilih yang paling baik dari yang terbaik,” tuturnya.
Berkaitan dengan Nasdem dan Gerindra yang menjadi pesaing berat, mereka sudah mulai masif bergerak. Hanya saja, dua partai tersebut terlalu menokohkan figur tertentu, sehingga dalam pola kontestasi juatru sedikit merugikan.
”Partai yang cuma punya satu atau sedikit figur, harus bekerja lebih keras. Nah kalau figurnya lari, kan habis partainya,” kata Endang.
Klaim Solid
Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe (TP) pun membantah jika Golkar sedang bergejolak. Justru sebaliknya kata dia, pihaknya terus perbaikan di partainya.
"Kita sudah konsolidasi dengan 24 kabupaten kota dan semua solid," tekan TP.
Bahkan kata dia, pihaknya dalam konsolidasi menegaskan bahwa untuk pilkada, pemilihan gubernur, wali kota dan bupati, kata kuncinya adalah menghadirkan menciptakan transparansi. Tidak ada istilah mahar tidak ada istilah bayar-bayar.
"Apalagi setelah pileg biasanya untuk menentukan saja pimpinan DPRD kabupaten kota terkadang harus dengan pendekatan-pendekatan pragmatis. Saya menekankan kepada seluruh DPD II bahwa ayo kita terbuka siapa calon Anda dari kabupaten kota usulkan berikan pertimbangan-pertimbangan," katanya. (mum-wid)