Proyeksi Ekonomi 2025 Kelam, Legitimasi Prabowo Diprediksi Pudar

  • Bagikan
Ilustrasi lesunya kondisi ekonomi. (INT)

Alhasil, pasar kini memiliki pilihan bukan hanya menempatkan dana di produk perbankan yang konvensional, tapi lebih kepada yield yang dijanjikan lebih tinggi.

"Sehingga, saat ini tren penurunan suku bunga tidak langsung diikuti oleh reaksi pasar karena masyarakat sudah melihat ada channel yang ekspektasi yield lebih tinggi, suku bunga tren turun tapi secara agregat biaya dana semua bank meningkat," ujarnya.

Hutang Mengunung, Defisit Anggaran Meledak

Secara umum, dari uraian ekonomi makro dan ditambahkan dengan fakta para pelaku usaha bahwa dapat disimpulkan ekonomis Indonesia tahun 2025 begitu suram. Pelaku pasar sangat pesimis, perbendaharaan iklim positif yang mendukung keberlanjutan Kabinet Merah Putih menunjuk alarm kiamat.

Pada saat bersamaan, Prabowo harus mengeksekusi janji dan program kampanyenya. Postur APBN dinilai pincang dan memberatkan roda pemerintahan. Ironisnya sekali, APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN 2025 itu senilai Rp 616,2 triliun, disebabkan target pendapatan negara Rp 3.005,1 triliun, sedangkan belanja negara dirancang senilai Rp 3.621,3 triliun. Eksposur APBN tersebut menunjukkan bahwa Prabowo harus menutup defisit anggaran dan juga harus berpikir keras dari mana sumber anggaran bisa dieksplorasi.

Di samping Prabowo harus memikul defisit anggaran, Mantan Danjen Kopassus ini harus berpikir ekstra untuk membayar hutang negara.
Sebelumnya diketahui, utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2025 nanti mencapai angka Rp 800,33 triliun.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan