FAJAR.CO.ID – Begadang atau tidur larut malam telah menjadi kebiasaan yang umum di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda dan pekerja yang memiliki tuntutan tinggi.
Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan berbagai efek samping yang dapat mengancam kesehatan fisik dan mental.
Menurut dr. Andi Pratama, Sp.KJ, seorang psikiater dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), kurang tidur akibat begadang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak.
"Ketika kita begadang, otak tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi, memori, dan kemampuan mengambil keputusan," ujarnya.
Selain itu, begadang juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chicago menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per hari memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi karena sistem imun yang melemah.
Tidak hanya itu, begadang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Hal ini terjadi karena kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme tubuh.
Di sisi mental, begadang dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi. "Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental seseorang," tambah dr. Andi.
Masyarakat diimbau untuk menjaga pola tidur yang sehat, dengan durasi tidur ideal 7-8 jam per hari.