Syahrani menegaskan bahwa pengawasan ini bertujuan untuk memastikan produk yang beredar aman dikonsumsi masyarakat serta menjamin kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tahun 2025.
Hal ini menjadi perbincangan di media sosial setelah diunggah ulang oleh akun gosip nyinyir_update_official.
Unggahan tersebut memicu reaksi keras dari netizen yang geram dengan praktik kecurangan ini.
“Di Indonesia ini apa sih yang ga di korupsi?,” kata netizen
“Cape banget jadi rakyat, terserah negara aja lah sudah, semua dikorupsi,” kata lainnya.
“Bener-bener gelap semua dah, gelap gulita, buat jujur aja keknya susah banget,” tambah lainnya.
- Gas LPG Bersubisi Hanya Berisi 2,5 Kg
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui adanya temuan LPG 3 kilogram (kg) tak sesuai takaran. Selama ini masih banyak ditemukan gas LPH bersubsidi hanya berisi 2,5 kg hingga 2,7 kg saja.
Maraknya kecurangan pada pengisian LPG 3 Kg ini membuat Bahli meminta PT Pertamina (Persero) untuk bertindak. Dia menegaskan pemerintah tidak mau lagi ada kecurangan dalam takaran maupun kualitas LPG 3 Kg ke depan.
"Kita pastikan harus mencapai 3 kg," kata Bahlil saat meninjau TBBM Tanjung Gerem, Merak, Banten, Kamis (13/3/2025).
Salah satu langkah memastikan tidak ada pengurangan berat Gas LPG bersubsidi yang disalurkan ke masyarakat dengan terlebih dahulu menimbang LPG di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). Bahlil berjanjia akan mengeluarkan regulasi khusus terkait hal tersebut.
- Temuan MinyaKita Tak Sesuai Takaran dan Minyak Palsu
Produk minyak goreng dalam kemasan MinyaKita yang tidak sesuai takaran atau kurang dari 1 liter ditemukan di sejumlah daerah. Temuan MinyaKita tak sesuai takaran berawal dari inspeksi mendadak (sidak) Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ke Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/3/2025).