Dandhy Kritik Pedas TNI: Cuma Urus Anak Nakal, Beras dan Beking Sabung Ayam

  • Bagikan
Dandhy Laksono

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Dwi Laksono, kembali menyampaikan kritik tajam terhadap institusi militer Indonesia.

Dandhy membandingkan kondisi pertahanan Indonesia dengan negara-negara lain seperti Iran dan Israel, yang menurutnya lebih fokus pada pengembangan teknologi militer.

"Lihat teknologi pemusnah massal dipakai Iran vs Israel, lalu lihat TNI dipakai mainan jenderalnya sendiri dan politikus untuk ngurus anak nakal, beras Bulog, atau ngisi jabatan-jabatan yang gak ada kaitan dengan pengembangan teknologi pertahanan," kata Dandhy di X @Dandhy_Laksono (17/6/2025).

Ia juga menyinggung isu-isu yang menurutnya kerap dibekingi oleh oknum militer, termasuk praktik-praktik ilegal.

“Belum soal beking sabung ayam,” tambahnya.

Menurutnya, sejarah panjang militer Indonesia diwarnai oleh keterlibatan dalam konflik internal, bukan pertempuran dengan kekuatan asing.

“Tiga generasi TNI mungkin punya pengalaman tempur (dan bisnis) di Papua, Timor, atau Aceh. Tapi itu melawan kombatan yang berjuang mempertahankan kampungnya dengan senjata seadanya dan mengandalkan alam sebagai benteng pertahanan,” Dandhy menuturkan.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa konflik yang dominan dihadapi TNI adalah dengan rakyatnya sendiri.

Dandhy juga mengkritik proyek perekrutan besar-besaran tamtama, yang menurutnya tidak akan memberikan kontribusi nyata terhadap sektor pertahanan maupun bidang pangan, pertanian, atau kesehatan.

“Proyek ini tak akan jadi apa-apa. Baik sebagai solusi masalah pangan, pertanian, dan kesehatan. Apalagi memperkuat pertahanan. Yang paling mungkin justru akan jadi mesin politik pada 2029,” sebutnya.

Ia juga mengomentari kelemahan Indonesia dalam hal daya tawar global.

“Tak punya teknologi pertahanan, tak punya pengalaman tempur dengan negara lain, dan satu-satunya benteng pertahanan alami untuk gerilya sudah dihabisi (sendiri),” ucap Dandhy.

Dalam pernyataan yang cukup menggelitik, Dandhy menyebut bahwa secara tidak langsung, TNI AD saat ini justru mengamini ide yang dulu dilawan.

“Pada akhirnya secara tak langsung TNI AD mengakui bahwa PKI sangat visioner dengan ide angkatan kelima (petani dipersenjatai). Sebab sejarah di banyak negara (Tiongkok dan Vietnam), lebih mudah melatih petani pegang senjata, daripada tentara disuruh bertani,” tandasnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan