FAJAR.CO.ID, BANTAENG -- Kapolres Bantaeng, AKBP Nur Prasetyantoro Wira Utomo, menegaskan, tidak ada pelarangan bagi masyarakat dalam mengibarkan bendera One Piece.
Hal ini diungkapkan Pras usai viral seorang pedagang di Pasar Bantaeng bernama Pardi menjadi korban intimidasi dan penganiayaan oleh pria yang mengaku aparat.
Penegasan Pras juga senada dengan pernyataan Presiden Prabowo usai heboh terkait pengibaran bendera One Piece disandingkan dengan bendera merah putih.
Prabowo, tidak menjadikan sebuah masalah jika bendera anime tersebut dikibarkan. Dengan catatan, tidak dibenturkan dengan bendera merah putih.
"Ga ada (instruksi pimpinan melarang warga mengibarkan bendera One Piece) mas," tegas Pras kepada fajar.co.id, Kamis (7/8/2025) malam.
Melihat Agustus ini dalam momen perayaan hari kemerdekaan, Pras mengajak kepada masyarakat Bantaeng secara khusus untuk ikut mengibarkan bendera merah putih.
"Karena ini momennya dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-80, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat terutama di kabupaten bantaeng untuk bisa menyemarakan dengan cara mengibarkan bendera merah putih," imbuhnya.
Kata Pras, dengan mengibarkan bendera pusaka, maka bisa menumbuhkan rasa cinta masyarakat kepada Indonesia lebih pesat lagi.
"Kebanggaan sebagai warga negara RI, mempererat persatuan dan kesatuan Bangsa, menghargai dan menghormati jasa para pahlawan," Pras menuturkan.
Tambahnya, dengan mengibarkan bendera merah putih juga bisa menggelorakan semangat kemerdekaan dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan.
"Karena juga ada ajakan untuk mengibarkan bendera merah putih secara serentak dari tanggal 1-30 Agustus 2025," tandasnya.
Sebelumnya, pedagang sayur bernama Pardi, asal Kabupaten Bantaeng, diduga menjadi korban intimidasi dan penganiayaan oleh seorang pria berbaju kuning yang mengaku sebagai aparat.
Peristiwa ini disebut terjadi saat Pardi hendak mengantar dagangannya ke pasar.
Di bagian depan mobilnya, terpasang bendera bergambar tengkorak khas bajak laut dari anime One Piece yang disebut sebagai penyebab keributan.
Kejadian itu pertama kali diunggah oleh akun Facebook bernama Dhandy Thoriq, yang mengaku sebagai kakak korban.
"Kronologinya adalah adik saya atas nama Pardi lagi bawa sayur jualannya ke pasar Bantaeng, terus tiba-tiba dihadang oleh bapak yang pakai baju kuning helm hitam, yang mengaku aparat entah POLISI ATAU TNI,” tulis Dhandy dalam unggahannya, Kamis (7/8/2025).
Dikatakan Dhandy, pria tersebut langsung menginterogasi soal bendera yang terpasang.
Pardi yang memang penggemar berat One Piece menjawab dengan tenang bahwa itu hanya bendera anime.
“Si bapak bertanya bendera apa itu di mobilmu, karena kebetulan adik saya itu penggemar film anime yang judulnya ONE PIECE," ucapnya.
"Lanjut terus adik saya menjawab ‘bendera anime pak’, terus si bapak bertanya lagi, kau warga negara apa. Belum sempat adik saya jawab, langsung ditampar sama si bapak itu yang mengaku aparat,” lanjutnya.
Dalam video berdurasi sekitar dua menit, tampak pria berbaju kuning mengambil paksa bendera dari mobil Pardi.
Saat itu, Pardi bersama istri dan anaknya yang tampak ketakutan. Sang istri pun merekam kejadian tersebut dari dalam mobil.
Suasana mulai memanas saat warga sekitar mencoba melerai. Pedagang sayur itu pun sempat naik pitam.
“Naliat jka istriku pak ditampar, ada juga adekku,” ucapnya dengan logat khas Bantaeng.
Pria yang mengaku aparat itu lantas menantang korban untuk melapor ke jalur hukum.
"Kalau kau merasa keberatan silakan lapor ke polisi,” katanya lantang.
Tapi jawaban itu langsung dibalas oleh Pardi dengan nada kesal, “Bukan peringatan itu, tapi pukul di tempat.”
Meski begitu, pria itu bersikeras tetap menyita bendera One Piece milik Pardi.
"Pokoknya benderamu saya sita. Karena kita dalam keadaan sekarang 17 Agustus. Bukan kibarkan bendera One Piece, tapi bendera kita merah putih. Makanya kita patroli kiri kanan cari bendera begini (One Piece). Masih mendingan, daripada saya naikkanko ke media,” tandasnya.
Sontak, sang istri pun menyahut sambil terus merekam kejadian tersebut.
“Kita juga kunaikkanki itu di media kalau langsungki menampar begitu," tegasnya.
Pria itu pun tak gentar. Ia bahkan kembali menegaskan statusnya.
“Kalau anda keberatan saya siap, karena saya juga sebagai anggota. Karena ini saya ada lagi saya dapat, saya cari lagi pelakunya,” tukasnya.
“Coba tadi bicara baik-baik ki, tapi langsungki kasih turun itu benderayya," istri korban mencoba meredakan suasana.
Ucapan itu tampaknya membuat pria tersebut mulai melunak. Ia pun menyampaikan permintaan maaf.
“Okelah okelah, saya minta maaf kalau begitu, tapi jangan kau ulangi lagi,” katanya.
Namun, permintaan maaf itu langsung ditanggapi sinis oleh sang pedagang.
"Oke begitu seharusnya kita bilang pak, jangan diulangi, bukan langsung ditampar kodong,” pungkasnya.
Seorang warga di lokasi kejadian juga ikut menimpali. Ia mendesak agar pria yang mengaku aparat itu meminta maaf kepada korban.
"Minta maafki kalau ditampar tawwa, gampang sekali itu,” ucapnya.
(Muhsin/fajar)