Tapi gimana kalau pengamen, lanjut Tere Liye, Duh Rabbi, nggak akan ada pula pekerja seni yang ngeributin itu. Pengamen memang komersil, tapi itu tidak akan diributkan, berapa sih duitnya. Kamu jangan lebay.
Gimana kalau diputer di acara perpisahan sekolah, nikahan di kampung, ulang tahun, pertemuan RW? Sepanjang tidak komersil, bebas-bebas saja.
Bagaiman diputer di seminar? Kalau seminar kamu jual tiket, bayar dong. Itu artinya komersil. Termasuk resepsi jika besar, bayarlah. Resepsi di gedung, ngundang artis, ribuan tamu, malu dikit jika royalti lagu tidak mau bayar.
"Pada akhirnya, pahamilah baik-baik: jika kita jejeritan marah kerja nggak dibayar, maka pekerja seni juga sama. Jika kita kerja minta dapat gaji, pekerja seni juga," tegasnya.
Hormati hak-hak mereka. Bukan malah dibajak, dimanfaatkan. "Kita yang dapat untung gila-gilaan, eh pencipta lagunya nggak dapat. Giliran dapat gratisan, untung besar, kamu mau. Giliran hak orang lain, kamu sepelekan. Renungkan dikit," saran Tere Liye, menutup ulasannya, dikutip Kamis, 7 Agustus 2025. (sam/fajar)