Kecam Rencana Jahat Israel Kuasai Total Gaza, Jerman Hentikan Ekspor Senjata

  • Bagikan
Remaja Palestina ditembak di mata oleh Tentara Israel saat mengantre bantuan makanan (Al Jazeera)

FAJAR.CO.ID -- Jerman menolak tegas dan mengecam rencana jahat Israel yang ingin menguasai Jalur Gaza, Palestina. Sebagai bentuk kecaman terhadap rencana jahat penjajah itu, Jerman menghentikan ekspor senjata ke Israel.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menghentikan ekspor senjata ke Israel sebagai respons terhadap kecaman global terhadap rencana jahat Israel untuk menguasai Jalur Gaza secara total.

Merz secara terbuka mengkritik kebijakan Israel yang telah mengakibatkan bencana kemanusiaan di Gaza. Dia juga menilai keputusan Israel menguasai total Gaza sebagai kebijakan yang "tidak jelas"

Kondisi anak-anak Gaza krisis makanan (Dok. Le Monde)

Merz menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dari Hamas. Juga menekankan pentingnya membebaskan sandera yang menjadi "prioritas tertinggi" bagi Berlin bersamaan dengan upaya untuk mencapai gencatan senjata.

Namun, tindakan militer yang lebih keras yang diambil Kabinet Keamanan Israel membuat pencapaian tujuan tersebut semakin sulit.

Menyikapi semakin tidak jelasnya Israel di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang ingin menguasai total Gaza, Pemerintah Jerman memutuskan menghentikan sementara persetujuan ekspor peralatan militer yang dapat digunakan di Gaza.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan bahwa pemerintahannya sangat prihatin terhadap penderitaan yang terus berlanjut bagi penduduk sipil di Gaza.

"Dengan serangan militer yang direncanakan, pemerintah Israel memikul tanggung jawab yang lebih besar daripada sebelumnya atas penyediaan kebutuhan bagi penduduk sipil," ungkap Merz pada Jumat (8/8/2025), seperti dilansir The Guardian.

Keputusan Jerman menghentikan ekspor senjata ke Israel langsung mendapat kritikan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menyebut "Jerman memotivasi terorisme Hamas dengan melarang ekspor senjata ke Israel.

Sebelum Jerman mengecam tindakan Israel yang ingin menguasai total Gaza, beberapa pemimpin internasional telah menyatakan dukungannya atas kemerdekaan dan pengakuan atas Negara Palestina.

Pengumuman dari Jerman ini sejalan dengan kecaman yang disampaikan para pemimpin internasional pada hari yang sama terkait rencana Israel untuk memperluas serangan militernya di Gaza.

Selama ini, ekspor senjata Jerman ke Israel membuat negara zionis itu semakin mudah melakukan gerakan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza.

Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Jerman meningkatkan ekspor senjata ke Israel dengan signifikan.

Parlemen Jerman mengungkapkan pada bulan Juni bahwa izin untuk ekspor peralatan militer ke Israel senilai 485 juta euro telah dikeluarkan antara 7 Oktober 2023 hingga 13 Mei 2025.

Selama beberapa dekade, Jerman mempertahankan hubungan keamanan yang kuat dengan Israel, yang dianggap sebagai bagian penting dari Staatsrason, inti dari identitas nasional Jerman, mengingat tanggung jawab negara tersebut atas Holocaust.

Dukungan yang kuat ini membuat Jerman menolak untuk mendukung seruan terbaru Uni Eropa yang meminta sanksi terhadap Israel atas kematian warga sipil di Gaza.

Ini termasuk penangguhan perjanjian asosiasi yang memberikan syarat perdagangan yang menguntungkan atau mengecualikan Israel dari program pendanaan besar seperti Horizon dan Erasmus.

Bencana kemanusiaan yang ditimbulkan agresi militer Israel dan menyebabkan kelaparan parah membuat
Uni Eropa menghadapi kritik karena tidak mengambil tindakan terhadap Israel.

Israel telah menyebabkan kelaparan dan blokade terhadap utilitas serta bantuan. Bahkan, Israel secara membabi buta menembaki warga Gaza yang sedang mengantre makanan.

Uni Eropa pun terpecah dengan blok Jerman, Hongaria, dan Austria lebih memilih untuk mendukung hak Israel dalam membela diri.

Merz juga menyatakan Jerman sangat mendesak pemerintah Israel untuk tidak mengambil langkah lebih lanjut menuju aneksasi Tepi Barat. Opini publik di Jerman semakin kritis terhadap Israel, dipicu oleh gambar-gambar mengerikan tentang anak-anak yang kelaparan dan banyaknya korban sipil di Gaza.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga riset opini Forsa pada akhir Juli menunjukkan bahwa hampir tiga perempat responden percaya bahwa Jerman seharusnya memberikan tekanan lebih besar pada pemerintah Israel terkait situasi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan di Gaza. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan