Filipina Sudah “Deal”, Selanjutnya INKA Target Ekspor ke Sri Lanka

"Segmentasi kami Asia Tenggara dan target sampai 2020, kami bisa kuasai pasar Asia Tenggara dan negara-negara Asia lainnya."
Budi mengatakan, negara yang sudah menjadi langganan produksi Inka adalah Bangladesh. Saat ini, Inka juga tengah mengerjakan pemesanan kereta untuk ketiga kalinya dari negara tersebut. "Bangladesh sudah satu, dua, tinggal yang ketiga," ujarnya.
Perseroan juga mulai merambah pasar di Benua Afrika sebagai ekspansi bisnis setelah memasarkan produk kereta api di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan. Selain itu, INKA juga akan mengerjakan pembuatan lokomotif untuk Afrika bagian Selatan yakni Zimbabwe.
"Setelah Filipina untuk KRD disusul kemudian Zimbabwe kami diminta bergabung dengan Bombardier untuk pengadaan 30 lokomotif," kata dia.
Selain itu, negara di Afrika yang tertarik dengan produk tanah air yaitu Nigeria dan Zambia. "Menteri Transportasinya sudah berkunjung ke Inka, sudah melihat ada kereta penumpang, kereta barang, macam-macam," katanya.
Proyek yang tengah dijajaki dengan Zambia yaitu pengerjaan 30 lokomotif senilai kira-kira 90 juta dolar AS atau Rp 1,3 triliun. Baru-baru ini negara di Asia Tenggara yang mulai ikut tergiur dengan kereta Indonesia adalah Sri Lanka.
Saat ini, PT INKA masih menjajaki peluang untuk memproduksi kereta bagi Sri Lanka. Perusahaan telah mengirim tim untuk memuluskan proses penjajakan tersebut mengingat nilai kontraknya yang lumayan.
"Termasuk Sri Lanka baru-baru ini, ya mudah-mudahan ada tambahan lagi untuk kereta. (Nilai kontrak) Macam-macam, ada yang 90 juta dolar AS ada yang 47 juta dolar AS," tutur dia.