FAJAR.CO.ID- Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengaku sulit menembus pasar perdagangan online (e-commerce). Mereka menilai, pendampingan yang berkelanjutan dan permodalan untuk produksi masih sangat minim.
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan, pembinaan pemerintah secara kesinambungan sangat penting. Menurutnya, masih banyak pelaku UMKM yang gaptek, alias gagap teknologi.
"Sangat sulit menembus pasar e-commerce gara-gara kurang pendampingan. Misalnya, dilatih atau diberikan modal seperti kamera, handphone untuk pelatihan kemasan maupun produksi yang sifatnya stabil dan memproduksi dalam jumlah banyak," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, pendampingan yang dimaksud adalah pelatihan kepada pelaku UMKM supaya menguasai teknologi. Begitu pula akses kemudahan mendapat modal untuk memproduksi barang berkualitas.
Dia meminta pemerintah konkret mendukung UMKM. Salah satu cara menggenjot produksi dengan memudahkan perizinan lembaga keuangan mikro syariah di setiap kabupaten kota. Sebab, pelaku UMKM bukan hanya di kota besar, melainkan tersebar di 77.707 desa.
Ia meminta pemerintah bisa menunjuk pendamping yang mampu dan memiliki kapasitas untuk UMKM. "Lewat pembinaan, pelatihan, dan pembukaan akses pasar seluas-luasnya," cetus dia.
Guna membantu UMKM memasarkan produknya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akan membuat platform khusus e-commerce. Produk yang sesuai kriteria akan ditampung di platform tersebut dan bisa menjadi rujukan pelaku marketplace dalam menjual produk Uaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM).