Syamsuddin Radjab Jadi Pemateri Simposium Internasional ‘Problematics of Muslims in the Covid-19 Pandemic’

  • Bagikan

Menurutnya, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 bias. Misalnya, Syamsudin mencotohkan soal pelarangan mudik dan/atau pulang kampung saat Idul Fitri sehingga menimbulkan mis-persepsi masyarakat terutama Umat Islam yang ingin melaksanakan Ibadah Idul Fitri di Kampung halamannya. Begitu juga dengan ketidak-tegasan Pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan pelaksanaan PSBB sehingga masyarakat/umat Islam berusaha dengan cara apapun
termasuk upaya pemalsuan dokumen demi dan untuk kembali ke kampung atau urusan lainnya.

"Pemberian bantuan sosial pemerintah yang tidak tepat sasaran dan ketidaktepatan data penerima baik yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial, Kementerian Pedesaan/Daerah Tertinggal serta Pemerintah Daerah dan Kebijakan kenormalan baru (New Normal) yang saat ini berlangsung tanpa menimbang syarat yang ditentukan oleh WHO sehingga angka kurva terinfeksi dan kematian semakin tinggi beberapa hari terakhir," katanya.

Syamsuddin berharap, ada hikmah dibalik pandemi Covid-19 ini. Disebutkan, peristiwa Covid-19 menjadi tanda kekuasaan Allah SWT atas segala kehendak-Nya karena faktanya manusia tidak memiliki kekuataan apapun dalam menghadapi suatu keadaan dan hanya kepasrahan kepada Allah SWT. Tapi selain itu, kata dia, Allah memberikan akal pikiran guna menjadi alat solusi dari suatu keadaan yang sulit tersebut.

"Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi manusia dapat mengatasi wabah/bencana dengan ditemukannya vaksin untuk mengobati penyakit
yang sedang melanda suatu wilayah. Semakin menguatkan rasa keimanan kepada Allah SWT dan memaksimalisasi kekuatan pikiran manusia sebagai modal dasar dalam kehidupan yang diberikan kepada segala umat manusia," katanya. (rls)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan