FAJAR.CO.ID -- Isu dugaan korupsi pembelian pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kemenhan
yang diduga melibatkan Prabowo Subianto jadi bola liar.
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud pun mengungkap bahwa pesawat Mirage 2000-5 itu pernah akan dihibahkan oleh Pemerintah Qatar ke Indonesia. Namun, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono saat itu, menolak hibah Mirage 2000-5 dengan alasan biaya perawatan yang mahal.
"Menteri Pertahanan pada waktu itu, Pak Juwono Sudarsono, menolak hibah tersebut karena biaya pemeliharaannya atau maintenance cost-nya jauh lebih mahal," kata Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis dalam jumpa pers di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (11/2).
Ironisnya, setelah jet tempur Mirage yang hendak dihibahkan itu ditolak, kini malah hendak dibeli oleh Kementerian Pertahanan yang dikendalikan Prabowo Subianto. Bahkan dengan harga fantastis yang oleh TPN Ganjar-Mahfud menyebutnya di atas harga pasar.
Todung mengaku heran dengan harga pembelian pesawat bekas dengan harga satuan USD 65 juta. Jauh di atas harga pasar yang hanya sekitar USD35 juta.
Alasannya, Kemenhan mengaku membeli Mirage hanya untuk sementara waktu. Pengadaan pesawat tempur dengan membeli pesawat bekas untuk mengisi kekosongan sembari menunggu pesawat tempur Rafale yang baru datang pada Januari 2026 mendatang.
"Nah saya enggak tahu kalau untuk sementara waktu kenapa kita harus beli sebanyak itu, kenapa tidak menerima hibah aja kalau itu memang bisa dihibahkan," ucap Todung.