Sejarah Rabies dan Upaya Penyembuhannya, Sudah Dikenal Sejak Zaman Babilonia

  • Bagikan
Penyebab rabies dan penemu vaksin rabies. (kolase foto)

Meskipun ragu karena vaksinnya belum pernah diuji pada manusia, Pasteur akhirnya memutuskan untuk mencoba. Dalam waktu 10 hari, Joseph menerima 14 dosis vaksin secara bertahap. Hasilnya luar biasa, Joseph sembuh total dan menjadi orang pertama di dunia yang selamat dari rabies berkat vaksin.

Kesuksesan ini membuka jalan bagi penggunaan vaksin secara luas. Dalam waktu satu tahun, Pasteur telah menangani ratusan pasien dari berbagai negara.

Kemenangannya atas rabies membuat dunia medis memberi tempat penting bagi konsep vaksinasi, dan Institut Pasteur pun didirikan sebagai pusat riset penyakit menular.

Pasteur tidak bekerja sendirian, dia banyak terbantu oleh ilmuwan seperti Galtier dan Roux, berhasil menyatukan pengetahuan yang tersebar menjadi solusi konkret.

Walau vaksin awalnya punya tantangan, seperti ketidakstabilan dan metode produksi yang rumit, teknologi terus berkembang.

Kini, vaksin rabies lebih aman dan efektif, bahkan dilengkapi dengan serum anti-rabies (SAR) untuk mencegah infeksi pasca gigitan.

Di zaman modern, rabies masih membunuh sekitar 59.000 orang per tahun, terutama di negara berkembang. Namun, berkat vaksinasi dan kesadaran publik, banyak negara kini berhasil menekan penyebarannya.

Indonesia sendiri masih berjuang mengatasi kasus rabies, terutama di kawasan timur seperti NTT dan Sulawesi.

Kisah Louis Pasteur dan Joseph Meister menjadi tonggak sejarah penting dalam dunia kedokteran. Terlepas dari latar belakangnya yang bukan dokter, Pasteur membuktikan bahwa ilmu pengetahuan yang dilandasi keberanian dan kepedulian bisa menyelamatkan jutaan nyawa. (Wahyuni/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan