Keputusan Jerman menghentikan ekspor senjata ke Israel langsung mendapat kritikan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menyebut "Jerman memotivasi terorisme Hamas dengan melarang ekspor senjata ke Israel.
Sebelum Jerman mengecam tindakan Israel yang ingin menguasai total Gaza, beberapa pemimpin internasional telah menyatakan dukungannya atas kemerdekaan dan pengakuan atas Negara Palestina.
Pengumuman dari Jerman ini sejalan dengan kecaman yang disampaikan para pemimpin internasional pada hari yang sama terkait rencana Israel untuk memperluas serangan militernya di Gaza.
Selama ini, ekspor senjata Jerman ke Israel membuat negara zionis itu semakin mudah melakukan gerakan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Jerman meningkatkan ekspor senjata ke Israel dengan signifikan.
Parlemen Jerman mengungkapkan pada bulan Juni bahwa izin untuk ekspor peralatan militer ke Israel senilai 485 juta euro telah dikeluarkan antara 7 Oktober 2023 hingga 13 Mei 2025.
Selama beberapa dekade, Jerman mempertahankan hubungan keamanan yang kuat dengan Israel, yang dianggap sebagai bagian penting dari Staatsrason, inti dari identitas nasional Jerman, mengingat tanggung jawab negara tersebut atas Holocaust.
Dukungan yang kuat ini membuat Jerman menolak untuk mendukung seruan terbaru Uni Eropa yang meminta sanksi terhadap Israel atas kematian warga sipil di Gaza.
Ini termasuk penangguhan perjanjian asosiasi yang memberikan syarat perdagangan yang menguntungkan atau mengecualikan Israel dari program pendanaan besar seperti Horizon dan Erasmus.