Biasanya, Prof Coffee akan bertanya kepada pasien tentang gejala sesak napas sebelum mengulik gejala lain.
"Harapan kami adalah untuk membantu dokter pada tahap pertama untuk dapat mengidentifikasi siapa yang mungkin sakit karena banyak kasus ringan," ujarnya yang dikutip Business Insider.
Kulit Gatal dan Kemerahan
Dalam laporan Le Figaro dikatakan, manifestasi kulit termasuk pseudo-frostbite, gatal-gatal dan kulit kemerahan yang persisten dikaitkan dengan COVID-19. Munculnya kulit kemerahan yang tiba-tiba itu bisa terasa menyakitkan dan dokter kulit melihat munculnya lesi akibat urtikaria sementara.
Penelitian ini dilakukan secara virtual. Organisasi French National Union of Dermatologists-Venereologist (SNDV) mengorganisir kelompok diskusi WhatsApp yang terdiri lebih dari 400 profesional yang bekerja di sektor swasta atau untuk sistem perawatan kesehatan publik di Prancis. Mereka menyoroti lesi kulit yang mungkin tidak terkait dengan tanda-tanda COVID-19 khas lainnya, seperti masalah pernapasan.
"Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi ini dapat dikaitkan dengan COVID-19," kata SNDV.
"Kami memperingatkan masyarakat dan profesi medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menularkan virus ini secepat mungkin," lanjutnya.
Batuk Berdahak
Lifepal menyebutkan bahwa pasien corona tak hanya mengalami batuk kering saja. Namun sekitar 33,4% pasien positif corona merasakan adanya dahak yang mengganggu di tenggorokan. Meski jumlah pasien yang menunjukkan gejala ini lebih rendah dibanding batuk kering, Anda harus tetap waspada bila mengalami batuk berdahak diiringi demam terus-menerus. Segera pergi ke dokter bila mengalaminya.