Wabah Virus COVID19 Ternyata Sudah Diprediksi Dalam Naskah Lontara Bugis, Begini Penjelasannya!

  • Bagikan

Yang pertama melihatnya pada aspek Pattaungeng atau Non Pattaungeng, karena keduanya memiliki landasan teori dan metodelogi yang berbeda.

Pattaungeng memiliki sistem perhitungan yang jelas dalam landasan teorinya sedangkan Non Pattaungeng lebih melihat pada aspek metafisik yang bagi saya menyebutnya sebagai ranah paddisengeng.

Yang menjadi kesulitan ketika melihatnya dengan pattaungeng tentang gerhana 26 Mei 2021, beberapa naskah lontara memiliki masing-masing cara dalam menghitung sistem siklus pattaungeng.

Bila dilakukan perhitungan menggunakan landasan perhitungannya, ada naskah terhitung 2021 adalah tahun siklus pergantian “taung jim ri monrie” dan taung alepu” adapula naskah terhitung pergantian antara “taung ha” dan “taung jim ri oloe” sehingga kandungan pattaungeng memiliki perbedaan dan persamaan.

Namun yang menjadi menarik dari kedua persepsi naskah lontara ini tetap menyebut “lelei lasae” bahwa penyakit akan mewabah.

Kemudian ketika terjadinya gerhana 26 Mei, yang juga jatuhnya telah memasuki 15 Syawal, dan kandungan peristiwa fenomena gerhana tersebut juga tetap mengindikasikan “maega to malasa, masero angingnge, masoli nanrewe yang artinya “akan banyak yang sakit dan akan banyak angin kencang serta bahan pokok akan mahal”.

Diketahui dari akhir 2019 hingga 2021, Covid 19 masih mewabah, dan ditambah munculnya jenis varian baru. Sehingga catatan penting adalah covid 19 bisa jadi masih mewabah hingga akhir tahun.

Walaupun dari sisi perhitungan pattaungeng bahwa penyakit mewabah akan menurun diawal oktober 2021.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan