Langgar Perundangan, Satyo Purwanto: Hanya Orang Mabok yang Ingin Presiden 3 Periode

  • Bagikan

Sebab, polarisasi ekstrem pendukung Jokowi dan Prabowo yang dikenal dengan cebong dan kampret itu seharusnya sudah teratasi dengan bergabungnya Prabowo ke Pemerintahan Jokowi.

Selain itu, bergabungnya Sandiaga Uno ke Pemerintahan Jokowi juga seharusnya semakin melenyapkan polarisasi tersebut.

Akan tetapi nyatanya, cebong dan kampret tetap saja bertarung di media sosial.

“Cebong dan kampret terus berhadap-hadapan dalam konfrontasi yang terkesan tidak berujung,” kata Jamiluddin kepada JPNN.com (jaringan PojokSatu.id), Minggu (20/6/2021).

Dosen Universitas Esa Unggul menilai, polarisasi anak bangsa tidak akan selesai hanya karena menyatukan Jokowi dan Prabowo sebagai pemimpin Indonesia.

Pasalnya, bisa saja mereka saat itu memilih Jokowi karena tidak menyukai Prabowo. Demikian juga sebaliknya.

“Meskipun Prabowo sudah masuk kabinet Jokowi, mereka yang kerap disebut kampret tetap saja mengeritik Jokowi. Mereka tetap saja menunjukan ketidaksukaannya kepada Jokowi,” ujar Jamiluddin.

Karena itu, Jamiluddin menilai kehadiran Jok-Pro 2024 bukan untuk menetralisir polarisasi ekstrim di Indonesia pasca-Pilpres 2019.

Menurutnya, hal itu hanya jadi pembenaran untuk menggolkan presiden tiga periode. (jpg/pojoksatu/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan