Viral di Medsos Tiktok, Curhat Guru Muda ASN Mengundurkan Diri karena Laporkan Dugaan Pungli dan Mendapat Intimidasi

  • Bagikan
Guru muda ASN Husein AR (foto tangkapan layar akun Tiktok @Husein_ar)

FAJAR.CO.ID -- Keluh kesah atau curhat salah seorang guru berstatus aparatur sipil negara atau ASN viral di media sosial TikTok. Guru bernama Husein AR memutuskan mengundurkan diri sebagai ASN setelah melaporkan dugaan pungli hingga akhirya mengaku mendapat intimidasi.

Curhat Husein diunggah melalui akun media sosial Tiktok @husein_ar dan disukai 11.9 ribu penonton. Dia mengungkap pengalamannya bekerja sebagai tenaga pendidik atau guru di Pemkab Pangandaran, Jawa Barat.

Dia mengaku terpaksa memutuskan mengajukan pengunduran diri sebagai ASN karena mendapat intimidasi dari oknum ASN lainnya. Melalui video yang diunggahnya, Husein menuturkan dirinya menjadi korban dugaan pungutan liar alias pungli.

Dalam video berdurasi 5 menit 31 detik itu, Husein menceritakan detail atau kronologi hingga mengundurkan diri.

Semuanya berawal saat dirinya mengikuti Pelatihan Dasar atau Latsar Calon Aparatur Sipil Negara pada 2020 lalu. Saat itu, dia mengaku menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayai oleh negara. Belakangan, tiba-tiba diminta untuk membayar uang transportasi.

Hal lain yang membuat Husein merasa jengkel, peserta yang ikut maupun tidak ikut rombongan, tetap harus bayar uang transpor. Apalagi dia memilih menggunakan sepeda motor dari Pangandaran ke Bandung.

Ada pula peserta lain yang tidak bisa mengikuti Latsar CASN karena hamil atau sakit. Namun, peserta tersebut tetap diwajibkan membayar uang transportasi. "Makanya, bagi saya jengkel aja gitu," tutur Husein dengan wajah tersenyum di video saat menceritakan kembali kronologi kejadiannya.

Meski jengkel, dia akhirnya membayar uang transportasi tersebut. Namun, ternyata permintaan dana itu belum berakhir. Saat menjalani Latsar, Husein tiba-tiba ditagih uang sebesar Rp350 ribu.

"Mungkin bagi sebagian orang, uang senilai di bawah Rp1 juta kecil. Tapi bagi, kami itu agak berpengaruh," ujarnya.

Apalagi, gajinya selama tiga bulan belum dibayar. "Benar-benar belum dibayar, dirapel katanya. Ya, udah. Tapi, kan jadi berat banget gitu," katanya.

Husein mengaku sama sekali tidak memiliki uang. Bahkan, dia sampai membuat tangkapan layar atau screenshoot isi rekeningnya. "Enggak ada (uang). Rp500 ribu saja enggak ada di rekening waktu itu," akunya.

Karena tidak memiliki uang dan menduga dirinya menjadi korban pungli, Husein mengaku akhirnya melapor ke situs lapor.go.id dengan mencantumkan tangkapan layar penagihannya.

"Saya kasih bukti transfernya di situ dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya," urainya.

Setelah mengirimkan laporan ke situs lapor.go.id, tiba-tiba ribut soal laporan tersebut dan dicarilah pelapornya. Banyak peserta Latsar yang dituding sebagai pelapor.

"Karena banyak yang dituding dan kasihan. Saya tidak mau merugikan banyak orang, akhirnya ngaku saja bahwa saya yang melapor," bebernya.

Namun, Husein tidak menduga, dirinya justru mendapat intimidasi akibat laporan tersebut. Dia kemudian diminta untuk menghadap ke kantor BKSDM Pangandaran.

"Suasananya kayak gimana ya, HP disuruh ditaruh di depan. Terus suasananya enggak enak lah," ujarnya.

Dia mengaku dikelilingi hingga 12 orang. "Terus ditanya-tanya, kenapa ngelapor? Saya bilang ya karena saya keberatan. Saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu untuk apa. Urgensinya, apa gitu," ujarnya.

Pihak yang menginterogasi Husein berdalih bahwa uangnya ada, tetapi direfocusing untuk penanganan Covid-19. Namun, dalih itu tidak bisa diterima dengan akal sehatnya.

"Tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan gini-gini juga sarjana S1. Enggak bisa, kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya. Saya mintalah surat perpindahan dananya, mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal permintaan saya," katanya.

Akan tetapi, permintaan itu dijawab lagi dengan penjelasan lain. "Mereka beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu latsarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal," kata Husein menirukan penjelasan pihak Pemkab Pangandaran.

Dia menilai jawaban tersebut berbeda dengan alasan sebelumnya. Husein mengaku seperti disidang hampir selama enam jam ditanya-tanya. Husein juga disuruh menarik kembali laporannya di lapor.go.id.

Husein bahkan diancam bakal dipecat jika tidak menarik kembali laporannya. "Nah ini diancam dipecat, lucu sih. Katanya, kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi," bebernya.

Husein yang saat itu masih berusia sekitar 24 tahun, lalu menjawab dengan polos "Terus saya bilang, ya udah Pak, saya minta pemecatannya hari ini juga. Dari situ bingung aja mereka jadi pada ngancam," bebernya.

Dia semakin merasa tidak nyaman bekerja karena sekolah tempat mengajarnya sering didatangi dan dicari masalahnya. "Jadi, saya merasa dirugikan gitu. Maksudnya dirugikan karena ngancamnya ke orang lain. Saya enggak bisa tuh. Kalau ngancam ke saya, enggak masalah. Cuman kalau ngancam ke orang lain, itu berat lah bagi saya," ujarnya.

Husein kemudian dipanggil lagi untuk menurunkan laporannya. "Ya, udah lah saya cape karena banyak yang dirugikan. Saya nurunin laporan," ucapnya.

Dia juga mengungkapkan, ketika dirinya melaporkan dugaan pungli itu di lapor.go.id, percakapan di grup pemkab memberi ancaman tidak akan menerbitkan SK PNS satu kabupaten jika laporan itu tidak ditarik.

"Akhirnya semua menyerang saya karena mereka tidak tahu masalah saya. Akhirnya karena jadi beban, akhirnya menurunkan laporan itu," tuturnya.

Setelah itu, dirinya ke Bandung. Setahun menunggu surat pemecatan, tapi tidak kunjung keluar. "Akhirnya saya memutuskan mengundurkan diri saja, tuturnya.

Diakuinya, keputusannya mengundurkan diri sangat berat. "Ibu saya nangis-nangis, Ayah saya juga bingung harus ngomong apa. Cuman, ya mudah mudahan ada rezeki lain," ucap Husein.

Dengan kejadian tersebut, Husein memohon ke Pemerintah Pangandaran agar tidak lagi menggunakan orang-orang yang diduga melakukan pungli.

"Sudahlah, orang-orang yang kayak gitu jangan dipakai terus. Masa mau kayak gitu terus, ini sudah tahun 2023. Masa harus nyembah-nyembah biar enggak ada lagi kejadian kayak gitu, biar enggak ada lagi orang-orang kayak gitu, malu," ucapnya.

Kepala Badan Kepegawaian Pengelolaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani menjelaskan perihal pengunduran diri seorang guru bernama Husein Ali Rafsanjani.

Dani Hamdani menyebut surat pengunduran diri Husein Ali Rafsanjani masih dalam proses. Alasan pengunduran dirinya bukan karena viralnya di media sosial, tetapi karena ingin mengundurkan diri saja. Dia menjadi ASN juga karena keinginan orang tua.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata melalui akun media sosialnya juga merespons curhat Husein AR. Melalui akun media sosialnya, bupati Pangandaran mengundang Husein AR untuk mendalami pengaduannya dan akan mengumpulkan berbagai pihak.

Bupati Pangandaran mengundang Husein untuk datang ke kantor Setda Cintakarya pada Kamis 11 Mei 2023 pukul 13.00 WIB.

Husein AR kemudian merespons lagi melalui video lain di akun TikTok miliknya bahwa dirinya akan datang memenuhi undangan bupati seorang diri. Dia berharap dirinya tidak lagi mendapatkan intimidasi.

"Saya bahkan bilang ke teman-teman, kalau saya tidak pulang ke Bandung, tolong dicari ya. Semoga itu hanya bercandaan saja," ujarnya. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan