FAJAR.CO.ID,BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu dengan Husein Ali Rafsanjani. Guru asal Pangandaran yang viral usai mengundurkan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Saya ketemu dengan Kang Husein yang viral tentunya terkait laporan,” kata Ridwan Kamil dalam video yang ia unggah di Instagramnya, Kamis (11/5/2023).
Sebagai pembina ASN se-Jawa Barat, ia dan pihaknya mengaku akan mencari jalan tengah terkait kasus yang melibatkan Husein.
“Sedang kita cari solusinya, dicari keadilannya. Dan kita berikan juga nanti opsi-opsi,” ujarnya.
Wakil Ketua DPP Partai Golkar itu mengatakan, menjadi ASN tidaklah mudah. Karenanya, ia bilang akan mencarikan solusi terbaik.
“Yang penting karena beliau ini sudah PNS, jadi PNS itu susah ya. Bisa mengalahkan puluhan ribu orang,” jelasnya.
“Jadi kita cari solusi yang pas yang baik untuk Pangandaran dan baik juga untuk Kang Husein. Insya allah semuanya ada ending yang baik,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, curhat Husein diunggah melalui akun media sosial Tiktok @husein_ar dan disukai 11.9 ribu penonton. Dia mengungkap pengalamannya bekerja sebagai tenaga pendidik atau guru di Pemkab Pangandaran, Jawa Barat.
Dia mengaku terpaksa memutuskan mengajukan pengunduran diri sebagai ASN karena mendapat intimidasi dari oknum ASN lainnya. Melalui video yang diunggahnya, Husein menuturkan dirinya menjadi korban dugaan pungutan liar alias pungli.
Dalam video berdurasi 5 menit 31 detik itu, Husein menceritakan detail atau kronologi hingga mengundurkan diri.
Semuanya berawal saat dirinya mengikuti Pelatihan Dasar atau Latsar Calon Aparatur Sipil Negara pada 2020 lalu. Saat itu, dia mengaku menerima surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayai oleh negara. Belakangan, tiba-tiba diminta untuk membayar uang transportasi.
Hal lain yang membuat Husein merasa jengkel, peserta yang ikut maupun tidak ikut rombongan, tetap harus bayar uang transport. Apalagi dia memilih menggunakan sepeda motor dari Pangandaran ke Bandung.
Ada pula peserta lain yang tidak bisa mengikuti Latsar CASN karena hamil atau sakit. Namun, peserta tersebut tetap diwajibkan membayar uang transportasi.
"Makanya, bagi saya jengkel aja gitu," tutur Husein dengan wajah tersenyum di video saat menceritakan kembali kronologi kejadiannya.
Meski jengkel, dia akhirnya membayar uang transportasi tersebut. Namun, ternyata permintaan dana itu belum berakhir. Saat menjalani Latsar, Husein tiba-tiba ditagih uang sebesar Rp350 ribu.
"Mungkin bagi sebagian orang, uang senilai di bawah Rp1 juta kecil. Tapi bagi, kami itu agak berpengaruh," ujarnya.
Apalagi, gajinya selama tiga bulan belum dibayar. "Benar-benar belum dibayar, dirapel katanya. Ya, udah. Tapi, kan jadi berat banget gitu," katanya.
Husein mengaku sama sekali tidak memiliki uang. Bahkan, dia sampai membuat tangkapan layar atau screenshoot isi rekeningnya. "Enggak ada (uang). Rp500 ribu saja enggak ada di rekening waktu itu," akunya.
Karena tidak memiliki uang dan menduga dirinya menjadi korban pungli, Husein mengaku akhirnya melapor ke situs lapor.go.id dengan mencantumkan tangkapan layar penagihannya.
Setelah mengirimkan laporan ke situs lapor.go.id, tiba-tiba ribut soal laporan tersebut dan dicarilah pelapornya. Banyak peserta Latsar yang dituding sebagai pelapor.
"Karena banyak yang dituding dan kasihan. Saya tidak mau merugikan banyak orang, akhirnya ngaku saja bahwa saya yang melapor," bebernya.
Namun, Husein tidak menduga, dirinya justru mendapat intimidasi akibat laporan tersebut. Dia kemudian diminta untuk menghadap ke kantor BKSDM Pangandaran.(Arya/Fajar)