Dia mengaku dikelilingi hingga 12 orang. "Terus ditanya-tanya, kenapa ngelapor? Saya bilang ya karena saya keberatan. Saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu untuk apa. Urgensinya, apa gitu," ujarnya.
Pihak yang menginterogasi Husein berdalih bahwa uangnya ada, tetapi direfocusing untuk penanganan Covid-19. Namun, dalih itu tidak bisa diterima dengan akal sehatnya.
"Tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan gini-gini juga sarjana S1. Enggak bisa, kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya. Saya mintalah surat perpindahan dananya, mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal permintaan saya," katanya.
Akan tetapi, permintaan itu dijawab lagi dengan penjelasan lain. "Mereka beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu latsarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal," kata Husein menirukan penjelasan pihak Pemkab Pangandaran.
Dia menilai jawaban tersebut berbeda dengan alasan sebelumnya. Husein mengaku seperti disidang hampir selama enam jam ditanya-tanya. Husein juga disuruh menarik kembali laporannya di lapor.go.id.
Husein bahkan diancam bakal dipecat jika tidak menarik kembali laporannya. "Nah ini diancam dipecat, lucu sih. Katanya, kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi," bebernya.
Husein yang saat itu masih berusia sekitar 24 tahun, lalu menjawab dengan polos "Terus saya bilang, ya udah Pak, saya minta pemecatannya hari ini juga. Dari situ bingung aja mereka jadi pada ngancam," bebernya.